Kamis, 31 Januari 2013

Gula Tambahan Versus Konsentrasi Belajar Anak

GULA TAMBAHAN VERSUS  KONSENTRASI PADA ANAK
Luthfiah nama gadis kecilku. Akhir-akhir ini semangat belajarnya berkembang  pesat, ia senang bersaing dengan teman-teman sekelasnya. Kondisi ini berbeda dengan saat ia memasuki TK A.  Ia bersikap malas-malasan dan tidak menyukai hal-hal baru yang erat kaitannya dengan baca-tulis-hitung (calistung), serta mudah sekali menyerah.  Hal itu sempat membuat ciut nyaliku.
Setelah banyak mencari informasi mengenai proses tumbuh kembang anak, aku jadi teringat bahwa putriku sempat didiagnosa lemah jantung di usia ke-36 minggu saat berada dalam kandunganku sehingga hal itu pula yang membuatnya sulit berkonsentrasi, terlihat malas karena tubuhnya mudah lemah alias lesu.
Seperti yang kita ketahui, bahwa Jantung berfungsi untuk memompa darah yang notabene mengandung oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Lemah jantung merupakan kondisi dimana otot jantung mengalami gangguan fungsi diastolik. sehingga penderita nya akan merasa mudah lelah, akibat kurangnya asupan oksigen dan nutrisi pada jaringan otak.  Hal inilah yang  dialami putriku. Sejak baru lahir, ia tidak dapat minum asi dalam jumlah banyak, bahkan saat laktasi sering kudapati ia tengah lelap tertidur, sedangkan ASI ku tidak dihisapnya, jam tidurnya pun lebih panjang dibanding jam aktivitasnya, hal ini pun berlangsung sampai saat kami merayakan ulang tahunnya yang ke-5. Dampaknya antara lain putriku baru lancar berjalan pada usia 1,8 thn, dan mudah tertular penyakit, hingga pada usia 1,5 thn ada vlek pada paru-parunya.
25 gram Dosis Maksimal
Awalnya aku kira dengan menambahkan asupan gula dalam makanan dan minuman, dapat mendongkrak energi anak,  Ternyata asumsiku tidak 100% benar!  karena  yang diperlukan tubuh anak hanya 25gr glukosa yaitu setara dengan 5sendok teh gula.  Itupun dapat diperoleh secara alami, yaitu melalui nasi sebagai makanan pokok orang indonesia, susu,lauk-pauk, sayuran, serta buah-buahan yang biasa kita konsumsi, tanpa perlu menambahkan gula lagi dalam minuman kita.  Justru asupan gula yang berlebih dapat membahayakan kesehatan jantung, membuat anak menjadi malas makan karena merasa sudah kenyang,serta mengakibatkan daya konsentrasi.anak menjadi lemah.
Tips-tips mengurangi konsumsi gula tambahan pada menu anak
1.      Bertahap
Mengubah pola makan dan minumnya, kulakukan secara bertahap dengan penuh kasih sayang seraya memberikan contoh mengenai dampak buruk akibat mengkonsumsi gula tambahan terhadap kesehatan tubuhnya, antara lain tenggorokan gatal, batuk-batuk, serta sakit gigi, merupakan penyakit-penyakit yang sering ia derita.
2.      Memilihkan Camilan yang sehat
Aku mengajak anakku untuk memperhatikan komposisi makanan/minuman yang tercantum pada label kemasan nya, untuk menghindari makanan yang mengandung pewarna, pengawet dan gula tambahan.
3.      Sarapan
Bagaimana mengenai menu jajan nya? Sulit memang bagi anak-anak seusianya yang selalu ingin mencoba ‘jajanan’ baru apalagi jika melihat iklan komersial di layar televisi yang ia tonton seusai sekolah, namun aku selalu mengupayakan agar anakku makan dengan teratur terutama sarapan, agar tidak mudah tergiur cemilan. Sarapan yang paling penting menurutku terutama bagi anak-anak yang malas sarapan adalah Susu, terutama yang tidak mengandung gula tambahan seperti Susu Anmum Essential.
4.       Suplemen
Untuk menetralisir “radikal jahat” yang masuk ke tubuhnya, ku berikan suplemen herbal untuk kesehatan jantungnya serta untuk mengantisipasi kekurangan vitamin bagi tumbuh kembangnya.

Alhamdulillah sejak memperbaiki pola makannya serta membiasakannya minum susu tanpa gula tambahan,  putriku lebih lincah bergerak dan jarang sakit,  namun masalahnya tak selesai sampai disitu, ia hanya mau minum susu formula tanpa gula tambahan asalkan aku suapi, oalah nduk…..nduk..untukmu bunda rela koq.
Artikel ini diikutsertakan dalam WRITING COMPETITION ANMUM BUNDA INSPIRATIF bersama IIDN.

label (tag) ANMUM ESSENTIAL, ANMUM BUNDA INSPIRATIF, TANPA GULA TAMBAHAN.



GULA TAMBAHAN VERSUS  KONSENTRASI PADA ANAK
Luthfiah nama gadis kecilku. Akhir-akhir ini semangat belajarnya berkembang  pesat, ia senang bersaing dengan teman-teman sekelasnya. Kondisi ini berbeda dengan saat ia memasuki TK A.  Ia bersikap malas-malasan dan tidak menyukai hal-hal baru yang erat kaitannya dengan baca-tulis-hitung (calistung), serta mudah sekali menyerah.  Hal itu sempat membuat ciut nyaliku.
Setelah banyak mencari informasi mengenai proses tumbuh kembang anak, aku jadi teringat bahwa putriku sempat didiagnosa lemah jantung di usia ke-36 minggu saat berada dalam kandunganku sehingga hal itu pula yang membuatnya sulit berkonsentrasi, terlihat malas karena tubuhnya mudah lemah alias lesu.
Seperti yang kita ketahui, bahwa Jantung berfungsi untuk memompa darah yang notabene mengandung oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Lemah jantung merupakan kondisi dimana otot jantung mengalami gangguan fungsi diastolik. sehingga penderita nya akan merasa mudah lelah, akibat kurangnya asupan oksigen dan nutrisi pada jaringan otak.  Hal inilah yang  dialami putriku. Sejak baru lahir, ia tidak dapat minum asi dalam jumlah banyak, bahkan saat laktasi sering kudapati ia tengah lelap tertidur, sedangkan ASI ku tidak dihisapnya, jam tidurnya pun lebih panjang dibanding jam aktivitasnya, hal ini pun berlangsung sampai saat kami merayakan ulang tahunnya yang ke-5. Dampaknya antara lain putriku baru lancar berjalan pada usia 1,8 thn, dan mudah tertular penyakit, hingga pada usia 1,5 thn ada vlek pada paru-parunya.
25 gram Dosis Maksimal
Awalnya aku kira dengan menambahkan asupan gula dalam makanan dan minuman, dapat mendongkrak energi anak,  Ternyata asumsiku tidak 100% benar!  karena  yang diperlukan tubuh anak hanya 25gr glukosa yaitu setara dengan 5sendok teh gula.  Itupun dapat diperoleh secara alami, yaitu melalui nasi sebagai makanan pokok orang indonesia, susu,lauk-pauk, sayuran, serta buah-buahan yang biasa kita konsumsi, tanpa perlu menambahkan gula lagi dalam minuman kita.  Justru asupan gula yang berlebih dapat membahayakan kesehatan jantung, membuat anak menjadi malas makan karena merasa sudah kenyang,serta mengakibatkan daya konsentrasi.anak menjadi lemah.

Tips-tips mengurangi konsumsi gula tambahan pada menu anak
1.      Bertahap
Mengubah pola makan dan minumnya, kulakukan secara bertahap dengan penuh kasih sayang seraya memberikan contoh mengenai dampak buruk akibat mengkonsumsi gula tambahan terhadap kesehatan tubuhnya, antara lain tenggorokan gatal, batuk-batuk, serta sakit gigi, merupakan penyakit-penyakit yang sering ia derita.
2.      Memilihkan Camilan yang sehat
Aku mengajak anakku untuk memperhatikan komposisi makanan/minuman yang tercantum pada label kemasan nya, untuk menghindari makanan yang mengandung pewarna, pengawet dan gula tambahan.
3.      Sarapan
Bagaimana mengenai menu jajan nya? Sulit memang bagi anak-anak seusianya yang selalu ingin mencoba ‘jajanan’ baru apalagi jika melihat iklan komersial di layar televisi yang ia tonton seusai sekolah, namun aku selalu mengupayakan agar anakku makan dengan teratur terutama sarapan, agar tidak mudah tergiur cemilan. Sarapan yang paling penting menurutku terutama bagi anak-anak yang malas sarapan adalah Susu, terutama yang tidak mengandung gula tambahan seperti Susu Anmum Essential.
4.       Suplemen
Untuk menetralisir “radikal jahat” yang masuk ke tubuhnya, ku berikan suplemen herbal untuk kesehatan jantungnya serta untuk mengantisipasi kekurangan vitamin bagi tumbuh kembangnya.



Alhamdulillah sejak memperbaiki pola makannya serta membiasakannya minum susu tanpa gula tambahan,  putriku lebih lincah bergerak dan jarang sakit,  namun masalahnya tak selesai sampai disitu, ia hanya mau minum susu formula tanpa gula tambahan asalkan aku suapi, oalah nduk…..nduk..untukmu bunda rela koq.
Artikel ini diikutsertakan dalam WRITING COMPETITION ANMUM BUNDA INSPIRATIF bersama IIDN.


label (tag) ANMUM ESSENTIAL, ANMUM BUNDA INSPIRATIF, TANPA GULA TAMBAHAN.

Senin, 10 Desember 2012

time manajemen

asslamu'alaikum sahabat,

sekedar sharing agar hidup bisa lebih berarti:

1.  Motivasi hidup harus jelas,
kita hidup di dunia ini untuk apa, dan akan kemana endingnya?
2.  cari kawan sebanyak-banyaknya, dan lakukan seleksi alam
pada dasarnya kita mencari teman yang punya hoby yang sama, sepanjang hobi itu positif, dan tingkatkan skill kita, siapa tahu, tidak hanya bermanfaat tuk diri sendiri, tapi manfaat juga buat orang lain
3.   tambahlah ilmu
coz dunia ini dapat dikuasai dengan ilmu, untuk selamat di akhirat pun harus dengan ilmu
4.   tingkatkan kualitas hidup
dengan melakukan evaluasi diri, apa yang sudah dilakukan, bagaimana hasilnya apakah sudah sesuai dengan tujuannya, dan lakukan program untuk meningkatkan 'harga' diri kita tentunya....

keep try the best we can
salam